Posts Tagged ‘lokalitas’

Sebulan terakhir, Indonesia disibukkan oleh dua fenomena alam yang sangat menggugah nurani: gempa dan tsunami, serta letusan gunung merapi. Kedua fenomena alam tersebut memunculkan banyak tafsiran makna, baik dalam perspektif lokal maupun “modern”. Dua sisi yang seringkali bertolak belakang akibat berbagai macam jenis “infilttrasi” pengetahuan.

Mentawai dan Yogyakarta. Dua tempat ini secara terus-menerus senantiasa muncul dalam pemberitaan media massa. Tentu saja, soal dampak dari aktivitas alam yang membuat manusia di sekitarnya harus berkompromi, mengungsi. Bahkan, korban jiwa berjatuhan akibat fenomena tersebut, juga harta benda.

Dibalik itu semua, ada sesuatu yang cukup menarik terkait “benturan” antara lokalitas dan modernitas, terutama dalam memaknai alam. Pandangan lokal mengatakan, alam punya jalan hidup sendiri, dan manusia harus beradaptasi dengannya. Sebaliknya, modernitas lebih menekankan pada paradigma alam itu “jahat”. Alam menghancurkan kehidupan masyarakat.

Bagi masyarakat sekitar lereng merapi, istilah bencana tak ada dalam kamus mereka. Tak ada cap negatif terhadap erupsi merapi atau, menurut kepercayaan lokal, Mbah Petruk marah atau murka. Alam punya ritme tersendiri dan mereka sadar akan bahaya tinggal di sekitar lereng merapi. Meski terus menebar bahaya, merapi tetap jadi sesuatu yang dijaga dan dihormati oleh masyarakat setempat.
baca selengkapnya…